MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN
PESERTA DIDIK
USIA SEKOLAH MENENGAH
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK
3 (TIGA)
1.
SUGIARTI
( 856691216 )
2.
SUMIATI ( 856691223
)
3.
SUPARMAN ( 856691248 )
4.
TRI AGUSTINA
(
856692296
)
TUTOR: ZAIDAN
JAUHARI, S.Pd, MT
PROGRAM STUDI PGSD
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2019
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada
Allah SWT. karena atas limpahan
karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini
dengan Judul : KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
karena sesuai dengan bidang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam
membuat tugas ini tapi dengan semangat
dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas ini dengan baik,.Oleh
karena itu pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Dosen mata kuliah Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran Di SD
- Semua anggota kelompok kerja pembuatan makalah ini
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas
mkalah ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
Sekayu, Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
…………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi
………………………………………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
……………………………………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah
……………………………………………………………….... 1
C.
Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………… 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuahan Fisik Serta Perkembangan
Intelektual dan Emosional
1. Pertumbuhan
Fisik atau Jasmani……………………………………………….
2
2. Perkembangan
Intelektual……………………………………………………... 3
3. Perkembangan
Emosional …………………………………………………….. 3
B.
Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap
1.
Perkembangan Sosial, Moral dan
Sikap ……………………………………. 4
2.
Perkembangan Pemikiran
Politik…………………………………………….. 4
3.
Perkembangan Agama dan Keyakinan ………………………………………. 5
C.
Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah
Menengah
1. Perbedaan
kemampuan……………………………………………………….. 6
2. Perbedaan
dalam Intelegensi …………………………………………………
6
3. Perbedaan
dalam Kepribadian ……………………………………………….
8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 10
B.
Saran
……………………………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
usia sekolah menengah, penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan
hormon. Cara hidup mereka berubah sesuai dengan perkembangannya untuk mulai
berfikir abstak. Perasaannya tentang banyak hal yang berubah.
Di
usia ini, siswa mengalami masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Pada umurnya dimulai pada usi 12 atau 13 than dan berakhir menjelang usia 20
tahun.
Perubahan
pertumbuhan fisik yang dramatis pada tahap perkembangan siswa sekolah menengah.
Kemudian kita lihat bagaimana siswa berkembang intelektualnya setelah mereka
mampu berfikir abstrak. Proses berfikir mereka bukan hanya mempengaruhi sikap
dan moralnya, tetapi juga erat kaitannya dengan pendidikan dan karier yang
dipilihnya. Kematangan intelektual pada umumnya dianggap ada kaitannya dengan
kemampuan berfikir abstrak. Kematangan emosional bergantung kepada ditemukannya
identitas diri, ketidaktergantungan kepada orangtua, berkembangnya sistem nilai
dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang matang dalam persahabatan dan cinta.
B.
Rumusan
Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas
rumusan permasalahannya adalah :
1.
Bagimana pertumbuhan fisik, perkembangan
intelektual dan emosional anak usia sekolah menengah?
2.
Bagaimana perkembangan, sosial, moral
dan sikap anak usia sekolah menengah?
3.
Apa saja perbedaan individu anak usia
sekolah menengah?
C.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan
fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual
2.
Menjelaskan kaitan antara perkembangan
intelektual dan emosional
3.
Menjelaskan kaitan antara perkembangan
sosial, nilai-nilai moral, dan sikap
4.
Menjelaskan perbedaan individu anak usia
sekolah menengah
5.
Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak
usia sekolah menengah
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN
BELAJAR 1
PERTUMBUHAN
FISIK SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL
Pada
usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja
atau pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi
antara masa kanak-kanak tengah dewasa perkembangan aspek-aspek kepribadian
telah di awali pada masa–masa sebelumnya.. Aspek perkembangan anak usia sekolah
(Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
(Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
A.
PERTUMBUHAN
FISIK / JASMANI
Pada
masa remaja perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya anak-anak ini akan Nampak. Postur tubuhnya tinggi tetapi
kurus, lengan kaki dan leher mereka panjang – panjang, baru kemudian berat
badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja proporsi tinggi dan berat
badan mereka seimbang. Pada usia
ini (11-12 tahun) tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda.
Pada usia 12 – 13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat
dibandingkan anak laki-laki.
Selain
terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa ini remaja berlangsung
perkembangan seksual yang cepat pula. Muncul ciri-cirinya kelamin primer
berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi baik pada pria maupun wanita.
Pada anak masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, pengalaman ini menandakan memasuki kematangan seksual. Ciri-ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya buku-buku pada seluruh badan, perubahan suara menjadi semakin rendah – besar (lebih – lebih pada pria).
Pada anak masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, pengalaman ini menandakan memasuki kematangan seksual. Ciri-ciri kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya buku-buku pada seluruh badan, perubahan suara menjadi semakin rendah – besar (lebih – lebih pada pria).
Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan
siswa SLTA
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
1.
|
Laju
perkembangan secara umum berlangsung secara pesat
|
Laju
perkembangan secara umum menurun, sangat lambat
|
2.
|
Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
|
Proporsi
ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang
dewasa
|
3.
|
Munculnya
ciri-ciri sekunder
|
Siap
berfungsinya organ-organ reproduksi
|
4.
|
Gerak-gerik
tampak canggung dan kurang terkoordinasikan
|
Gerak-geriknya
mulai mantap
|
5.
|
Aktif
dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya
|
Jenis
dan jumlah cabang permainan lebih selektif
|
B.
PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
Berfikir abstrak
adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir
formal operasional.
Perkembangan
kemampuan berpikir normal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal
penting pertama anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan –
kemungkinan kalau pada usia sekolah dasar hanya mampu melihat kenyataan kedua
anak, mampu berpikir ilmiah remaja telah mampu mengikuti ilmiah, merumuskan
masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data.
Pada usia sekolah dasar anak sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan
ketrampilan memproses informasi tersebut.
Perbedaan
profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
1.
|
Proses
berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
|
Sudah
mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat
generalisasi
|
2.
|
Kecakapan
dasar umum menjalani laju perkembangan yang terpesat
|
Tercapainya
titik puncak
|
3.
|
Kecapakan
dasar khusus mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan lebih jelas
|
Kecenderungan
bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
|
C.
PERKEMBANGAN
EMOSIONAL
Kebanyakan remaja merasa dekat dengan
orang tuanya karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal dan masih
memerlukan orang tua untuk melakukan hal – hal tertentu sebagian remaja
memiliki ketegangan antara dua hal yang yaitu keinginan untuk melepaskan diri
dari orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang tua pun ada halnya berada
dalam persimpangan antara melepas anak untuk mandiri atau tetap melindunginya.
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada dengan ayahnya, hal ini disebabkan karena ibu lebih dekat hubungannya dengan anak dan merasa sakit untuk melepas anak.
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada dengan ayahnya, hal ini disebabkan karena ibu lebih dekat hubungannya dengan anak dan merasa sakit untuk melepas anak.
Konflik remaja lebih sering terjadi
dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan sendirinya pada usia 18
th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin
tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).
KEGIATAN
BELAJAR 2
PERKEMBANGAN SOSIAL MORAL DAN SIKAP
A. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORALITAS DAN SIKAP
A. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORALITAS DAN SIKAP
Keterampilan berpikir baru yang
dimiliki remaja adalah pemikiran sosial, pemikiran sosial ini berkenaan dengan
pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi dan
sosial.Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrisme-nya dalam hubungan
pribadinya berkembang etika pribadi mereka berkenaan dengan pengetahuan dan
penghayatan tentang apa yang baik dan yang jahat.
Dalam perkembangan nilai-nilai keadilan dan kejujuran remaja kurang oportunistik dibandingkan dengan masa sebelumnya. Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang besar (hakiki) dengan yang sesaat.
Dalam perkembangan nilai-nilai keadilan dan kejujuran remaja kurang oportunistik dibandingkan dengan masa sebelumnya. Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang besar (hakiki) dengan yang sesaat.
Perbedaan profil
perkembangan
pemikiran sosial
dan moralitas antarasiswa SLTP dengan siswa SLTA
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
1.
|
Diawali dengan
kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan
banyak orang tetapi bersifat temporer
|
Bergaul dengan jumlah
teman yang terbatas dan selektif
|
2.
|
Adanya ketergantungan
yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi
|
Ketergantungan kepada
kelompok sebaya berangsung fleksibel
|
3.
|
Adanya ambivalensi
antara keinginan bebas dari dominasi pengaruhorang tua dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orang tuanya
|
Mulai dapat
memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan
dengan orang tuanya
|
4.
|
Dengan sikapnya dan cara
berpikinya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis
dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
|
Sudah dapat
memisahkan antara nilai-nilai dengan kaidah-kaidah normatif yang universal
dari para pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan
|
B. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN POLITIK
Perkembangan
pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya
berkaitan erat. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya
atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi,
tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat
khusus.
C. PERKEMBANGAN AGAMA
DAN KEYAKINAN
Perkembangan
kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan
tentang agama kalau pada tahap usia sekolahd asar pemikiran agama ini bersifat
dogmatis masih dipengaruhi oleh pemikiran yang bersifat konkret dan berkenaan
dengan sekitar kehidupannya.
Perbedaan
profil perkembangan agama dan keyakinan
antara
siswa SLTP dengan siswa SLTA
No.
|
Siswa SLTP (Remaja Awal)
|
Siswa SLTA (Remaja Akhir)
|
1.
|
Mengenai
eksistensi sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara
kritis dan skeptis
|
Eksistensi
dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahami dan dihayati
|
2.
|
Penghayatan
kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas
pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya
|
Penghayatan
dan pelaksanaan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar
kesadaran dan petimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas
|
3.
|
Masih
mencari dan mencoba menemukan pegangan hidupnya
|
Mulai
menemukan pegangan hidup yang definitif
|
Thomas Hobbes (1588 –
1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995 : 29) berpendapat bahwa anak-anak secara
alamiah adalah berperilaku nakal pengganggu dan sebagainya, menjadi tugas
masyarakatlah untuk mengontrol perilaku anak dan mengajar mereka berperilaku
baik.
Jacques Rousseau (1712 – 1778)
berpendapat bahwa anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir secara naluriah
anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk.
Filosof
dari Inggris John Locke (1932-1740) terkenal dengan teori terbuka rasa anak
bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulis melalui pengalamannya.
Locke menyangkah bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh saat ini, pandangan ini dikenal dengan mazhab ampirisme.
Locke menyangkah bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh saat ini, pandangan ini dikenal dengan mazhab ampirisme.
Urie
Bronfenbrenner (Papalia dan Olds 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh
lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan
yang sangat global ke empat tingkatan pengaruh lingkungan tersebut mencukup
sistem mikro (micro system), sistem meso (messosystem)
sistem exo (exosystem) dan sistem
makro (macrosystem).
1.
Pengaruh lingkungan sistem mikro yaitu
lingkungan kehidupan sehari-hari seperti lingkungan sekolah, rumah.
2.
Pengaruh lingkungan sistem meso yaitu
keterkaitan antar variasi, tingkatan sistem yang melibatkan individu
didalamnya.
3.
Pengaruh lingkungan sistem exo adalah pengaruh
institusi lingkungan yang lebih besar seperti pengaruh, sekolah, media massa,
lingkungan pemerintah.
Pengaruh
lingkungan yang paling luas adalah pengaruh sistem makro ada keterkaitan erat
pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh
keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu. Pada usia remaja
lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kelompok dari pergaulan dengan
kelompok sebaya anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi.
Dalam
pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi proses
perkembangan anak usia sekolah menengah,yaitu:
1.
Faktor pembawaan (heredity): yang bersifat alamiah (nature)
2.
Faktor lingkungan (environment):yang memungkinkan proses pengembangan (nurture)
P = f (H, E, T)
3.
Faktor waktu (time) : saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation)
`
KEGIATAN BELAJAR 3
PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA
SEKOLAH MENENGAH
A.
PERBEDAAN
KEMAMPUAN
Perbedaan
secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan memperhatikan postur tubuh
dari siswa, perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam tinggi badan dan berat
badan.
Perbedaan secara psikis atau psikologis meliputi perbedaan dalam tingkat kecerdasan atau lebih dikenal dengan intelegensi perbedaan dalam kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar.
Perbedaan secara psikis atau psikologis meliputi perbedaan dalam tingkat kecerdasan atau lebih dikenal dengan intelegensi perbedaan dalam kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar.
Dalam
pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan
berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya secara pembawaan sehingga memiliki peluang untuk berkembang menjadi kemampuan nyata. Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan. Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment)
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya secara pembawaan sehingga memiliki peluang untuk berkembang menjadi kemampuan nyata. Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan. Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment)
B. PERBEDAAN
DALAM INTELEGENSI
Intelegensi adalah
kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan
mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the essentials in
given situationand responding appropriately to them and we are all well aware
that some ca cope with certain situations better than others (Dennis Child,
1993:206). Seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki
kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu
memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain. Indikator
perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996),
antara lain:
1.
Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2.
Efisiensi dalam berbahasa
3.
Kecepatan dalam pengamatan
4.
Kemudahan dalam mengingat
5.
Kemudahan dalam memahami hubungan
6.
Imajinasi
Vernon mencoba
menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu :
1.
Biologis (kemampuan individu dalam
mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada
kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terang-terangan (overtly behavior) maupun tersamar (covertly) sebagai hasil dari
pengalaman),
2.
Psikologis (lebih menekankan pada
efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam
menggunakan bahasa simbol) dan
3.
Operasional (melibatkan spesifikasi perilaku
inteligen secara lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang
dimaksudkan.
Tokoh
yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara
lain, Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner. Spearman memperkenalkan
teori 2 faktor yaitu:kemampuan guru (general
factor) dan bakat (specific factor).
Guilford mengetengahkan teori multi faktor atau lebih dikenal dengan
Guilford'sStructur of intellect yang memberikan ga,barantentang adanya 150
faktor kemampuan pada manusia. Howard memperkenalkan teori Multiple
intelegences yaitu bahwa manusia terdiri dari 8 intelegensi
(bahasa,logis-matematika,tilikan ruang,bodily konesthic,musik,antar
pribadi,intra pribadi,natralist)
Klasifikasi
tingkat kemampuan umum (Intelegensi)
IQ
|
Persentase
dari Populasi
|
Klasifikasi
|
140
ke atas
|
1
|
Genius (jenius)
|
130-139
|
2
|
Very superior (sangat
|
120-129
|
8
|
Unggul
|
110-119
|
16
|
Superior (unggul
|
100-109
|
23
|
Average
|
90-99
|
23
|
Normal
|
80-89
|
16
|
Dull average (mendekati normal)
|
70-79
|
8
|
Borderline (lambat)
|
60-69
|
2
|
Mentally defficient
|
Dibawah
60
|
1`
|
Terbelakang
|
C. PERBEDAAN
DALAM KEPRIBADIAN
Kepribadian
menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam
pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm
und Drang (masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa
penangguhan dalam pengintegrasian unsur-unsur kepribadian.
Murray mengelompokkan
kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1.
Kebutuhan viscerogenis adalah
kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan
lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan
hidup.
2.
Kebutuhan psychogenic adalah
kebutuhan sosial atau social motives.
Murray memilahkan
kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan:
1.
Abasement
Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah
apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain.
2.
Needs
for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu
kebutuhanuntuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk
mencapai hasil sebaik mungkin.
3.
Needs
for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain seperti teman sebaya, setia kawan.
4.
Needs
for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan
kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya.
5.
Autonomy
Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara
mandiri
6.
Counteraction,
kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan.
7.
Defendance
needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.
8.
Deference
needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain.
9.
Needs
for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi,yaitu
kebutuhan ingin menguasai lingkungan manusia
10.
Exhibition
(n Exh), kebutuhan pamer diri.
11.
Harmovoidance,
kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan
12.
Infavoidance,
kebutuhan untuk menghindari kegagalan
13.
Nurturance,
kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan
14.
Order,
kebutuhan teratur.
15.
Play,
kebutuhan
untuk bermain, mencari kesenangan
16.
Rejection,
kebutuhan untuk menolak orang lain
17.
Sentience,
kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
18.
Sex,
kebutuhan membangun hubungan yang bersifat erotis
19.
Succorance,
kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan
20.
Understanding,
kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara/hipotesis
Dari
20 kebutuhan menurut Murray ,kebutuhan yang dominan pada usia sekolah menengah
adalah:
1.
Need
for affiliation
2.
Need
for aggression
3.
Autonomy
Needs
4.
Counteraction
5.
Need
for dominance
6.
Exhibition
7.
Sex
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pada
usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja
atau pubertas atau adolesen.
2.
Aspek
perkembangan anak usia sekolah (Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun).
v Pertumbuhan fisik /
jasmani
v Perkembangan intelektual
v Perkembangan
emosional
3.
Keterampilan berpikir baru yang dimiliki
remaja adalah pemikiran sosial, politik, agama dan keyakinan
4.
Dalam pendekatan lain perbedaan individual
siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan
potensial dan kemampuan nyata.
Perbedaan
individu anak usia menegah di antaranya: kemampuan, intelegensi dan kepribadian
B.
SARAN
Disarankan kepada orang tua dan guru untuk selalu kerja sama, sebagai
guru kita dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan
pembelajaran yang bervariasi serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan
menggunakan pendekatan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Herlin
Mayalina. 2015. Perkembangan Peserta Didik Modul 3
http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.com/2015/06/perkembangan-peserta-didik-modul-3.html
Masum Roni. 2014. Tugas
Karakteristik dan Kebutuhan
Sumantri,
Mulyadi. 2019. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka
Vievaladieda. 2015.
Rangkuman Mata Kuliah Perkembangan
http://vievalavieda.blogspot.com/2015/06/rangkuman-mata-kuliah-perkembangan.html
Yusuf.. 2016. Resume
Materi MKDK 4002. Perkembangan Peserta Didik.
http://catatanyusufjabung.blogspot.com/2016/04/resume-materi-mkdk4002-perkembangan.
Peserta Didik html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar